A.
Latar Belakang
Kualitas
masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal.
Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok
dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih
dominan. Tetapi meski jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal
tersebut sangat baik atau sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan
motorik sering diabaikan oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat
berpengaruh di masa depan. Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan
kualitas hidup seseorang di masa depan. Deteksi dini tumbuh kembang anak
terdiri dari pemantauan secara cermat pertumbuhan fisik, perkembangan Motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan psikososial. Setiap parameter
perkembangan tersebut tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri sesuai
perkembangan usia. Misalnya perkembangan motorik anak usia 6-8 bulan sudah
harus bisa merangkak dan duduk. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam
rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh
kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial.
Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh.
Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang
holistik.
Ternyata perkembangan motorik
seorang anak seringkali berbeda dengan anak lainnnya. Perkembangan motorik
berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan
mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah
berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap
bola yang besar atau berguling-guling. Demikian pula stimulasi lingkungan,
status gizi, ras dan genetik mempunyai pengaruh penting dalam
perkembangan motorik. Hal ini dapat dilihat perbedaan kemampuan rata-rata
perkembangan motorik anak di berbagai Negara berbeda. Dibandingakan kemampuan
motorik anak-anak di negara-negara Amerika dan Eropa Barat, maka perkembangan
motorik milestone pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai
berjalan pada umur 11,4–12,4 bulan11, dan anak-anak di Eropa antara 12,4–13,6
bulan12. Sedangkan di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah rata-rata
14,02 bulan.
Berkaitan dengan hal itu maka orang tua harus mengenali dan mendeteksi
sejak dini kelebihan dan kekurang perkembangan motorik anak sehingga dapat
dilakukan intervensi dan stimulasi sejak dini. Bila hal ini dilakukan mnaka
kelebihan kemampuan motorik anak tersebut dapat dioptimalkan dengan memberikan
dorongan kegiatan khusus untuk menciptalkan prestasi. Sedangkan bila terdapat
kekurang dalam perkembangan motorik lainnya harus diberikan latihan sejak dini
agar keterlambatan tersebut dapat diminimalkan. Sehingga
deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan atau
perkembangan harus dilakukan sejak dini dini.
B.
Pembahasan
1.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses
pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan
duduk, menendang, berlari, naik-turuntangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu,
yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting
agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Dalam penelitian yang dilakukan dr
Widodo Judarwanto SpA, terdapat kelompok anak tertentu yang mempunyai
perkembangan motorik kasar atau kecerdasan olahraganya sangat bagus, tetapi
kelompok ini kemampuan motorik halusnya tidak baik. Sedangkan kelompok lain
yang mempunyai perkembangan motorik kasar buruk, ternyata mempunyai kemampuan
motorik halus sangat baik. Meski jarang terdapat juga kelompok anak yang
mempunyai perkembangan motorik keduanya sangat baik. Sebaliknya terdapat
kelompok anak yang mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus sama buruknya.
Hal ini terjadi pada anak dengan gangguan susunan saraf pusat seperti sebral
palsi atau kelainan infeksi dan genetik yang mengganggu otak. Pada kelompok anak tertentu sangat
lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan
kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju,
menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan.
Pada anak yang memiliki gangguan
konsentrasi atau rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli
pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup
lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka. Pada kelompok ini,
anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang
sangat aktif. Tetapi saat melakukan gerakan motorik halus tidak optimal karena
tidak memusatkan perhatian pada aktifitas yang dihadapi, hal ini yang sering dikelirukan
anak yang sangat aktif divonis mengalami gangguan motorik halus. Memang saat
mewarnai anak tersebut sering acak-acakan selalu keluar dari garis gambar.
Tetapi pada anak kelompok ini sat menggambar bisa detil dan tekun atau saat
menggerakkan key pad mouse komputer sangat bagus dan tepat. Padahal kemampuan
tersebut adalah kemampuan motorik halus yang sangat baik.
Penelitian unik yang telah dilakukan
dr Widodo Judarwanto adalah pada penderita yang sering mengalami masalah
gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah,
Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali mengalami
perkembangan motorik kasar yang tidak baik tetapi mempunyai kemampuan motorik
halus yang sangat baik. Biasanya penderita ini juga mengalami gangguan
koordinasi motorik mulut seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara
(cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan
mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini
diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang sering
dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti kangkung, sawi,
empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang berserat. Makanan yang
disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu seperti wortel, brokoli,
bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy
lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang
udah dikunyak atau tidfak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering terjadi
pada penderita alergi dan intoleransi makanan.
Perkembangan motorik pada usia
tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa
bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –
ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang
terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal,
seperti senam, berenang, dll. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
terbentuk sejak periode prenatal atau dalam kandungan. Perkembangan fisik
manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan fungsi organ tubuh.
Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik. Sistem hormonal atau endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku, emosi dan kepribadian,. Perkembangan motorik sangat
dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem
susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan
mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya
perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya
kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi
menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat,
naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi
seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta
memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
Perkembangan motorik berbeda dari
setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti
para atlit yang mempunyai kemapuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga
terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan
motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam
hal ini, anak perempuan pada usia sekolah mempunyai kelenturan fisiknya
sekitar 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik
atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki
dari pada perempuan. Sistematika motorik anak adalah dijelaskan Dynamic System
Theory yang mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus
mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan
sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan
motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan
dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu
bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan
apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut
pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan
fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya
untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.
Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi
kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk
mengambil mainannya. Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak
atau rasa percaya diri. Anak yang memiliki kemampuan motorik yang lebih baik di
bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Peranan
kemampuan motorik pada anak juga berpengaruh terhadap dorongan anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, bermain bola bola atau
memainkan alat elektorik atau mainan lainnya.. Dengan kemampuan motorik baik, anak
lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Kemampuan beradaptasi tersebut adalah anak dapat lebih dapat berteman dengan
sesame saat melakukan aktifitas dengan minat yang sama dengan bermain bola atau
menggambar. Sehingga dengan perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan atau menjadi anak yang terpinggirkan.
2.
Deteksi Dini Kemampuan Motorik Anak
Deteksi dini dan pemantauan
perkembangan motorik anak dengan melakukan tes Denver. Tes ini membagi
perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan
bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif.
Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau
tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes
Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak,
apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak. Apakah anak
sesuai dengan perkembangan anak sudah sesuai dengantahapan perkembangan
usianya.
3.
Deteksi Dini kemampuan Motorik Halus dan motorik kasar
Usia
1-2 tahun
Motorik
Kasar. – Motorik Halus
•
merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
• menyusun menara dari balok
• memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• belajar memakai kaus kaki sendiri
• menyalakan TV dan bermain remote
• belajar mengupas pisang
Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar. – Motorik Halus
•
melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar. – Motorik Halus
•
melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri
• membentuk benda dari plastisin
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar – Motorik Halus
•
menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
• menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang besar
4.
Tahap Perkembangan Motorik Anak
Secara Umum
Usia
Tahap Perkembangan
Tiga tahun
Berdiri
di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada
peganngan tangga
Berlari berputar-putar tanpa kendala
Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
Menjiplak lingkaran
Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong
selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
Empat tahun
Berdiri
di atas satu kaki selama 10 detik
Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
Lomba lari
Melompat ke depan 10 kali
Melompat kebelakang sekali
Bersalto/ berguling ke depan
Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan
tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6
kaki darinya
Membangun menara setinggi 11 kotak
Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain
Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
Menjiplak gambar kotak
Menulis beberapa huruf
Lima tahun
Berdiri
di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
Melompat dua meter dengan salah satu kaki
Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
Mengayun tanpa bantuan
Menangkap dengan mantap
Menulis nama depan
Membangun menara setinggi 12 kotak
Mewarnai dengan garis-garis
Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
Menggambar orang beserta rambut dan hidung
Menjiplak persegi panjang dan segi tiga
Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Dalam penelitian yang dilakukan
Widodo Judarwanto seringkali seorang anak lebih dominan pada salah satu
kemampuan motorik halus atau atau motorik kasar. Dalam peneilitian tersebut
didapatkan 2 kelompok besar anak dengan kemampuan dan karakteristik
tertentu.Bila seorang mengalami gangguan motorik kasar biasanya seringkali
diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan
sensoris. Gangguan sensoris yang terjadi adalah sensitif terhadap
rangsangan suara (frekuensi tinggi) , rangsangan cahaya (silau) dan
rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik). Pada
gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak sering mengalami jalkan
jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat dilihat pada aloas kali
yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Kondisi inilah yang sering terjadi
anak terlambat jalan atau mempunya kontribusi kelainan kaki berbentuk O atau X.
Pada anak yang mengalami gangguan motorik halus biasanya seringkali disertai
gangguan konsentrasi tetapi mempunyai kemampuan kecerdasan motorik kasar atau
olahraga yang baik. Berikut karakteristik anak dengan keerdasan motorik
kasar dan halus.
1.
Karakteristik Anak dengan Kecerdasan
Motorik Kasar Baik
Kemampuan berjalan cepat mengikuti
fase duduk dan merangkak sesuai usia yaitu 6-8 bulan Sangat senang berolah raga yang
berkaitan dengan kaki khususnya sepakbola dan berlari. Biasaya anak dalam
kelompok ini menyenangi hampir semua jenis olah raga
Biasanya anak lebih senan bermain di luar rumah tidak senang aktifitas di dalam
rumah. Prestasi olahraga sangat bagus. Mempunyai kendala dalam aktifitas
motorik halus seperti menulis,menggambar dan kerajinan tangan. Tidak senang dengan aktifitas
membaca dan kerajinan tangan. Kelebihan semua olahraga akan
berprestasi baik kecuali apada beberapa kasus olahraga dengan kemampuan tangan dan senam tidak optimal. Harus sering dilatih ketrampilan
halus seperti melukis, menggambar atau bermain permainan motorik halus. Harus dioptimalkan kemampuan kecerdasan
motorik kasarnya seperti olahraga agar berprestasi
2. Karakteristik Anak dengan
Kecerdasan Motorik Halus Baik
Kegiatan-kegiatan seperti memakai
baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dan lebih baik dilakukan. Kemampuan berjalan agak terlambat.
Demikian pula kemampuan motorik lainnya terlambat seperti bolak-balik,
duduk atau merangkak tidak sesuai usia. Bahkan biasanya anak tidak mengalami fase merangkak. Sering mengalami gangguan motorik
kasar biasanya seringkali diikuti oleh gangguan keseimbangan atau gangguan vestibularis dan gangguan sensoris. Pada usia di bawah 2-3 tahun bila
berjalan sering sempoyongan, sering tersandung atau terjatuh dan bila jatuh sering
terbentur kepala. Padahal anak lainnya bila jatuh jarang terbentur kepalanya. Sering mengalami masalah gangguan
saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastroo esepageal refluks dangangguan cernalainnya seringkali. Biasanya penderita ini juga
mengalami gangguan koordinasi motorik mulut seperti keterlambatan bicara,
gangguan berbicara (cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya
ujung-ujungnya) dan mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan
mengunyah dan menelan ini diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih.
Biasanya makanan yang sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu
seperti kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang
berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu
seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang
remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak
suka tetapi masalah makan yang udah dikunyak atau tidak. Biasanya kelompok anak
seperti ini sering terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan Gangguan sensoris yang terjadi
adalah sensitif terhadap rangsangan suara (frekuensi tinggi) ,
rangsangan cahaya (silau) dan rangsangan raba (jalan jinjit, flat foot, mudah
geli, mudah jijik). Pada gangguan sensoris pada rangsangan raba kaki anak
sering mengalami jalkan jinjit atau kaki tidak dapat menapak dengan baik dapat
dilihat pada aloas kali yang dipakai seringkali menipis tidak rata. Atau posisi
kaki tidak baik seperti bentiuk”O”atau”X”. Tidak menyenangi olahraga atau
aktifitas berlari. Biasanya anak lebih nyaman bermain dalam rumah tidak senang
aktifitas di luar rumah. Senang bermain game atau computer atau membaca Harus sering dilatih ketrampilan
motorik kasar dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain
luncuran, berjalan di atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan
dengan senam bayi atau berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan
posisi duduk, tengkurap dan terlentang di atas ba;on karet tersebut dann
dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 menit secara kontinyu dan bertahap. Harus dioptimalkan kemampuan
kecerdasan motorik kasarnya seperti olahraga agar berprestasi. Olahraga yang berkaitan dengan
ketrampilan tangan berpotensi dapat berkembang seperti basket. tennis, golf, tennis
meja atau bulutangkis.
5.
Stimulasi dan Intervensi Sejak dini
Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan
perkembangan motorik anak adalah:
Lakukan stimulasi dan permainan yang
bersifat : kemampuan kontrol motorik koordinasi mata dan tangan, kemampuan
memecahkan persoalan, emampuan mengikuti petunjuk dan arahan, kemandirian dan kepercayaan diri dan melatih swensitivitasindra peraba. Keterampilan berolah raga (seperti
senam) atau menggunakan alat-alat olah raga. Dan latihlah gerakan-gerakan permainan,seperti meloncat, memanjat dan berlari. Perkembangan motorik anak akan lebih
teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk
bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik
karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam
ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang
gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh
tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan
bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan
pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah.
Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan
kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan
dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang
baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa
dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air,
mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya
dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik
halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Berlatih secara rutin
keterampilan untuk menulis dan menggambar. Latihan ketrampilan motorik kasar
dan keseimbangan seperti bermasin ayunan, renang, bermain luncuran, berjalan di
atas balok titian, bermain ayunan. Pada bayi dilakukan dengan senam bayi atau
berlatih keseimbangan dengan balon karet dilakukan posisi duduk, tengkurap dan
terlentang di atas ba;on karet tersebut dann dilakukan gerakan atau goyangan dalam 5-15 meni tsecara kontinyu dan bertahap. Status gizi dan asupan nutrisi juga
sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik
anak. Pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif,
apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan
kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja
dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu
yang lebih lama. Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan
ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan,
dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi,
sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat
dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda,
komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang
pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.
Permainan yang sangat membantu
mengasah kemampuan motorik halus si kecil, dan yang tak kalah penting mereka
menyukainya. Salah satu contohnya adalah memasukkan kunci dalam celah.Caranya :
Ambil lima kunci yang besarnya hampir sama. Buatlah sebuah celah pada tutup
kaleng yang terbuat dari plastik. Celah ini harus cukup besar sehingga kunci
akan lebih mudah masuk ke wadah dengan sedikit dorongan. Kemudian minta sikecil
untuk memaskkan kunci-kunci ini ke dalam wadah melalui celah tutup. Kunci yang
dimasukkan ini akan mengeluarkan bunyi bila terjatuh ke dalam dasar keleng.
Tirukan secara verbal bunyi kunci yang jatuh ini. inta sikecil menjatuhkan
semua kunci ini sampai semuanya berada dalam kaleng. Selanjutnya buka tutup
kaleng, keluarkan semua kunci dan ulangi masukkan lewat celah seperti langkah
awal di atas. Sebagai variasi benda-benda lain dapat digunakan. Misalnya
kancing, uang logam dan benda-benda lain yang dapat masuk lewat celah. Benda-benda
ini tidak hanya memberikan pengalaman baru untuk sikecil.
KESIMPULAN
Kemampuan motorik setiap anak
berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai kemampuan motorik halus baik
mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik begitu juga sebaliknya.
Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan. Stimulasi dan intervensi sejak dini
untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik harus dilakukan sejak dini
sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya. Orangtua harus dapat memahami dan
mendeteksi kelebihan dan kekurangan kecerdasan motorik anak sehingga dapat
meningkatkan prestasi pada kelebihannya tetapi sebaliknya dapat melatih kekurangannya agar tidak lebih tertinggal. Kelebihan motorik halus dan motorik
kasar seorang anak bila terdeteksi sejak dini dan dilakukan stimulasi dan
latihan lebih rutin sejak kecil akan menghasilkan prestasi besar sesuai dengan
kelebihan tingkat motoriknya. Bila tidak dilakukan stimulasi dan latihan Ssejak
dini hanya akan menghasilkan sekedar hobi bagi aktifitas yang digelutinya.